Saat Kami Mulai Homeschooling Terstruktur


Inilah mungkin momentum yang paling dinanti. Setelah kurang lebih 4 tahun lalu saya memutuskan untuk menjalankan homeschooling (HS) bagi anak-anak, tanggal 19 September 2007 saya beritikad untuk menjalankan HS secara lebih terstruktur.

Hal tersebut dipicu oleh semakin nyatanya sinyal-sinyal kesiapan anak pertama saya Azkia (5 tahun) untuk diajari secara sengaja. Kalau saya tidak segera tanggapi, bisa-bisa spirit belajarnya menguap sebelum menjadi energi yang memberdayakan.

Tanggal 20 September hari Kamis 2007, Sejak pagi saya mulai menyiapkan beragam lembar kerja dari berbagai sumber, termasuk dari internet dan ensiklopedi yang ada di rumah. Wow! ternyata asyik juga menjadi guru. Sumber-sumber dari internet yang sebagian besar berbahasa Inggris sedikit menjadi kendala, namun juga memicu semangat untuk menggali lagi sisa-sisa kemampuan berbahasa yang cukup lama tak pernah dipergunakan.

Beberapa website yang menyediakan free worksheet untuk sains dan matematika seperti www.HomeEducationResources.com dan www.funteaching.com cukup membantu saya dalam penyediaan bahan-bahan awal.

Satu hal yang menambah semangat adalah antusiasme anak-anak yang saya beritahu tentang akan dimulainya kegiatan sekolah di rumah. Mereka ikut sibuk dan menunggu-nunggu apa yang terjadi.

Beberapa poster baru tentang herbivora animal, tanaman obat, peralatan dapur, dan rambu-rambu lalu lintas saya pasang di dinding untuk memicu gagasan dan rasa penasaran mereka. Ruang belajar yang selama ini ditata seadanya dibuat lebih kondusif dan memancing semangat.Buku-buku yang awalnya sering berserakan setelah dibaca, kini punya tempatnya sendiri.

Pelajaran pertama Azkia hari ini adalah menulis. Selama ini dia belajar menulis secara autodidak. Walaupun secara prinsip sudah bisa menulis, namun komposisi huruf masih sekenanya. Karena dia sendiri yang minta diajari menulis, saya rasa tidak ada salahnya mengajari dia cara menulis yang baik, setidaknya secara estetis tidak terlalu kacau.

Saya rancang form untuk menulis di komputer dan dicetak di kertas HVS A4. Setelah itu, dibukukan dengan mempergunakan strapler dan lakban hitam. Covernya dari kertas concorde 220 gram berwarna biru. Saya beri judul: Buku Belajar Menulis Azkia Ainul Mardhiah, di beri dekorasi bunga, dan di bagian bawahnya ditambahkan kata: "homeschooling". Sudah bisa ditebak, Azkia senang sekali, karena ia merasa istimewa dengan buku pribadi seperti itu.

Setelah acara menulis selesai, saya mulai memperkenalkan konsep worksheet sebagai tantangan. Sebuah teks dengan kata-kata yang tidak lengkap. Dia harus mengisi kata yang kosong dengan daftar kata yang ada di sebuah kotak. Isi teks sebenarnya sudah sering dia baca sebelumnya di ensiklopedi, sehingga worksheet itu hanya sebagai reminder saja.

Hari sudah sore, pelajaran terstruktur dicukupkan dulu. Saya tahu, gumpalan rasa penasaran masih mengganggu Azkia. Tapi, masih ada esok, yang siap memberi tantangan berbeda.

0 comments:

Post a Comment